Club pengguna motor Shogun di Jakarta ini sudah berdiri sejak lama dan juga cukup dikenal dikalangan komunitas para biker di Jakarta. Berawal dari tahun 2002 dibulan Agustus komunitas ini dibentuk dan sampai saat ini masih eksis keberadaannya. Komunitas ini dapat di jumpai di tepat di Halte jalan Asia Afrika Senayan Jakarta tepatnya di seberang patung panahan Senayan. Sepeti diketahui bahwa maraknya komunitas bikers saat ini juga sempat menjadi sorotan masyarakat, karena adanya komunitas-komunitas bikers tertentu yang membuat resah masyarakat. Ketika di sambangi oleh wartawan SGN beberapa waktu lalu komunitas yang lebih dikenal dengan nama NSC atau New Shogun Club Jakarta ini tampak sedang melakukan kopdar atau biasa yang disebut dengan kopi darat alias pertemuan rutin antar sesama anggotanya. Komunitas yang pengguna motor shogun ini tampak jauh dari persepsi negatif masyarakat yang mengatakan bahwa para bikers cendrung arogan dan ugal-ugalan di jalan raya, suasana penuh penuh keakraban serta kekeluargaan pun terlihat ketika sesama anggota menyambut kehadiran anggota lain yang baru tiba. Menurut salah satu sesepuh komunitas NSC yang biasa di sapa Bango, adanya komunitas ini berawal dari kecintaan ataupun hoby sesama pengguna motor shogun yang di produksi oleh Suzuki. Melalui hoby yang sama itulah timbul niat untuk membentuk suatu wadah yang kini disebut dengan NSC, dari komunitas ini para anggota yang tergabung dapat saling bertukar pikiran ataupun juga saling menjalin hubungan silahtuhrahmi. Menurut Bango, NSC juga tidak hanya wadah tempat berkumpulnya para bikers saja akan tetapi didalam komunitas ini para anggota juga dapat saling berbagi tips tentang mesin motor mereka atupun juga saling berbagi pengalaman satu sama lain.Selain itu Club ini juga mengadakan kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia serta Suzuki Indomobil. Selain mengadakan touring secara rutin NSC juga tidak lupa melakukan bakti sosial kepada masyarakat. Di dalam wadah NSC ini para anggota atau member`s memiliki kewajiban untuk menjalan kan peraturan yang sudah ada dalam AD/ART komunitas tersebut dan taat pada aturan tersebut.
Selain itu NSC juga memberikan pelatihan-pelatihan safety riding kepada para anggotanya dalam berkendaraan di jalan. Tidak itu saja menurut Bango NSC juga tidak mentolerir anggotanya yang kedapatan ataupun berhadapan dengan masalah narkotika, bila ada anggota yang kedapatan bersentuhan dengan barang haram tersebut maka keanggotaannya dari NSC akan dicabut serta segala atribut NSC harus dilepaskan dari kendaraannya. Senada dengan Bango, Reza salah satu ketua pelaksana harian juga mengatakan jikalau ada anggotanya yang bermasalah maka NSC sebagai club akan menjadi fasilitator dalam menyelesaikan masalah tersebut. Reza yang juga masih duduk dibangku kuliah semester lima jurusan kesehatan masyarakat di Universitas Indonesia ini juga menambahkan bahwa persepsi yang ada pada masyarakat pada saat ini tentang banyaknya tindakan kekerasan yang mengarah ke anarkhisme tidak bisa dipungkiri akibat ulah oknum-oknum yang tida bertanggung jawab, Namun demikian didalam club NSC sendiri jauh dari unsur-unsur kekerasan serta arogansi para pengguna roda dua ini. Club ini justru mengajak para anggotanya untuk berkendaran sopan dan safety di jalan raya. Perlu di ketahui juga salah satu pengusaha yang terkenal di Jakarta yakni Mas Mono pemilik ayam bakar Mas Mono merupakan salah satu pendiri serta pengurus NSC. Meskipun demikian menurut Bango sesepuh di NSC sampai saat ini mas Mono masih tetap memberikan suportnya untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh NSC.
Senada dengan New Shogun Club Jakarta, Ardi dari komunitas RX King Kemayoran juga mengatakan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh genk motor tertentu kini meninggalkan stigma negative terhadap para biker`s. Ardi juga menambahkan bahwa melakukan tindakan yang menjurus pada anarkhisme sama juga melakukan tindakan kriminal serta melawan hukum. Jika kegiatan- kegiatan negatif tersebut dilakukan hanya untuk memperluas wilayah genk-genk motor itu, tentu saja hal itu mencoreng image komunitas-komunitas penguna roda dua. Selain itu tentu saja hal tersebut meresahkan dan masyarakat. Jefri dari club pencinta motor matik juga mengungkapkan hal senada bahwa ia tidak setuju dengan cara-cara kekerasan yg merugikan serta meresahkan orang lain. Justru menurutnya melalui komunitas seharusnya di jalin tali persaudaraanantar club motor agar tercipta sinergi yang positif.
Berbeda dengan komunitas biker`s di Jakarta, di Bandung kota yang biasa disebut dengan Paris Van Java juga memiliki begitu banyak club-club motor. Seperti diketahui beberapa waktu lalu kota kembang ini di resahkan oleh kegiatan-kegiatan genk-genk motor yang sering melakukan tindakan kekerasan serta vandalism. Di Bandung Ada empat geng motor yang paling besar di yakni Moonraker , Grab on Road (GBR), Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez). Keempat geng itu sama- sama eksis dan memiliki anggota di atas 1000 orang. Kini mereka mulai menjalar ke daerah- daerah pinggiran Jawa Barat, seperti Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Ciamis, Cirebon dan Subang.
Kita mulai dari Moonraker, kabarnya ini merupakan salah satu cikal bakal dari semua genk motor di Bandung, Moonraker sendiri berdiri pada era 1978, dan mempunyai struktur organisasi yang solid serta militant. GBR (Grab on Road) genk ini lahir di era 1980 bersamaan denga lahirnya Brigade Seven atau yang lebih dikenal dengan Brigez. Pada tahun 1982 XTC atau biasa di sebut Exalt To Coitus yang konon kini berganti nama menjadi Exalt To Creativity. Anggota XTC, banyak anak-anak dari lingkungan TNI atau Polisi. Tak heran, jika terjadi perang senjata api banyak beredar. Dari ke empat besar geng motor di bandung ini masing-masing saling berkonflik satu sama lain. Seperti Moonraker yang saling bermusuhan dengan XTC, kemudian Brigez dan GBR saling berkonflik dengan XTC sebagi musuh bebuyutan nya. Sekedar meriview kembali berikut adalah beberapa kejadian perang atau tawuran antar genk motor yang pernah terjadi diantara mereka :
1. Pertengahan 2003, XTC melakukan penyerangan sensasional. Mereka menyerang kantor Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes)
2. Agustus 2006 ketika Brigez sedang konvoi ke daerah Garut. Tiba-tiba XTC melempari mereka dengan batu. Terjadi kejar-kejaran, lalu tawuran. Satu unit rumah dan mobil milik warga hancur.
3. Pada tahun 1998, ketika terjadi perang besar-besaran antara GBR dengan XTC yang melibatkan ratusan anggota geng motor di kawasan Dago. Lima orang meninggal dalam tragedi itu
4. Pada 1995, tiga pemuda dikerangkeng di balik penjara, karena terbukti bersalah dalam kasus tawuran antara geng Brigez dengan Binter Mercy. Satu orang anggota Binter Mercy tewas.
5. Terjadi tawuran besar-besaran antara geng motor XTC dengan geng motor Moonraker pada tahun 1999. Satu orang meninggal dunia pada peristiwa itu
6. 8 November 2010 aksi kekerasan di Jalan Raya Sumedang-Wado, tepatnya di betulan Desa Sukatali, Kec. Situraja, Kab.Sumedang, Minggu (7/11) dini hari. Dalam aksinya, pelaku yang merupakan anggota geng motor XTC melukai dua pejalan kaki dengan cara melemparkan batu. Kedua korban adalah Tedi (16) dan Toni (16), warga Desa Malaka, Kec. Situraja, Kab. Sumedang.
Dalam melakukan aksi kekerasan tersebut geng-geng motor tersebut menggunakan samurai, batu, serta senjata lainnya yang biasa digunakan yakni golok, stik soft ball, bom molotof bahkan senjata api jenis pistol.
Sekedar untuk diketahui bahwa perlu dibedakan antara geng motor dengan Club Motor. Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang doyan kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Sedangkan Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vesva), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada juga Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua.
0 komentar:
Posting Komentar